Rabu, 04 Maret 2009

Facebook sebagai alat mata-mata AS?

Ya, seperti kita ketahui bahwa saat-saat ini facebook sedang booming, tapi apakah kita tidak menaruh curiga bahwa face book bisa dijadikan alat mata-mata oleh AS??Mengapa tidak!Kita tentu boleh menaruh curiga kepada AS dan sekutunya mengenai hal ini (seperti yang kita tahu bahwa intelijen AS merupakan intelijen yang dapat melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya termasuk dengan cara ini).

Pada Facebook kita dapat menulisakan seluruh data diri kita, dari hobi, riwayat pendidikan, status hubungan dengan lawan jenis, aktifitas sehari-hari dll.Tanpa disadari oleh kita hal ini tentu bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan tertentu pula.

Yang akan jadi masalah adalah, bisa saja seorang tokoh masyarakat, baik itu politikus ataupun pejabat pemerintahan suatu negara, menjadi incaran pemerintah AS dan tanpa sadar mereka memberikan data-data pribadinya karena ketidaktahuannya, seringkali mereka sendiri yang menyusun riwayat hidup sejak tanggal lahir hingga riwayat sekolah dan pekerjaan, bahkan salah satu aplikasi dari Facebook adalah membuat susuanan anggota keluarga dari si membernya

Salah satu indikasi bahwa facebook digunakan oleh kepentingan tertentu tersebut adalah bahwa sampai sekarang mereka tidak menyediakan penghapusan account bagi mereka yang ingin keluar dari keanggotaan Facebook.

Intelijen adalah pekerjaan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, agar bisa dipergunakan sesuai dengan kepentingan user-nya. Dan saya sangat yakin jika Facebook atau pun situs jejaring sosial lainnya seperti Friendster, Multiply, Blogspot, juga email, dan sebagainya merupakan perpanjangan tangan dari kelompok Konspirasi (The Luciferian Conspiration, kelompok yang mengendalikan AS dan juga dunia) untuk bisa menghimpun data-data warga dunia secara mudah. Ada baiknya kita membaca buku Dan Brown "The Digital Fortress", yang walau pun fiksi namun memuat sejumlah informasi penting yang sesungguhnya benar-benar ada. Atau buku "The Complex: Bagaimana Militer Amerika Menyerbu Kehidupan Kita Sehari-Hari" (Dr. Nick Turse, 2009). Atau tontonlah film Mel Gibson "The Conspiracy Theory" di mana aparat keamanan berhasil mengendus keberadaan orang lewat belanja dengan kartu kredit. Walau semuanya kelhatan bohongan, tapi percayalah jika semua itu benar-benar ada.

Sebab itu, para pejuang (The Combatant) atau aktivis kemanusiaan yang menyadari dirinya tengah berperang melawan The New World Order atau The Globalization, sebaiknya tidak pernah berhubungan dengan bank (tidak memiliki kartu kredit, kartu debet, atau pun rekening bank atas namanya), tidak pernah mengisi kolom data jejaring sosial di internet dengan data asli, bahkan tidak memiliki ID Card (KTP), dan menjauhi penggunaan alat-alat komunikasi yang bersifat tetap (misal nomor telepon dan sebagainya). Hiduplah bagai siluman. Atau seperti kalimat bijak, "Jadilah orang yang ketika datang tidak diketahui dan ketika pergi tidak dicari."

Jika semua itu tidak mungkin, maka demi keselamatannya para Combatant harus berusaha agar sedikit mungkin orang mengetahui jejaknya, seperti: senantiasa mengganti nomor ponselnya dengan berganti-ganti provider—kalau bisa juga berganti ponselnya—dalam waktu yang tidak teratur (kian singkat kian baik), jika memiliki situs jejaring sosial (tentu dengan data yang bukan asli) maka mengaksesnya jangan dari satu tempat yang sama (warnet yang sama), selalu berganti alamat email (bikin email baru mudah kan), dan sebagainya.


Apakah dengan demikian kita tidak boleh memiliki Facebook atau yang sejenisnya. Boleh saja. Asal, ya itu tadi, jangan mengisikan data-data pribadi kita yang asli. Facebook atau situs jejaring sosial lainnya sangat dibutuhkan oleh tenaga-tenaga marketer, namun akan menjadi bumerang bagi para Combatant. Sebab itu, kita harus benar-benar sadar akan diri kita dan bertanya apakah kita memang sungguh-sungguh memerlukan situs jejaring sosial atau tidak. Kalau sekadar ikutan trend, janganlah. Sebab resikonya terlalu besar. Dunia yang kita tinggal dan hidup di dalamnya bukanlah dunia yang memiliki satu warna. Ada dunia lain di sekitar kita yang mungkin tidak pernah kita sadari. Waspadalah!